Stadion Klasik Piala Dunia – Maracanã

Arsitektur modern Stadion Maracana

Terletak di Zona Utara Rio De Janeiro adalah “katedral Sepak Bola Brasil”, dimana ia memiliki banyak cerita suka dan duka dalam sejarahnya yang gemilang.

Secara resmi dinamai Mario Filho yang merupakan seorang Jurnalis yang memiliki peranan penting dalam pembangunan Maracana. Meskipun tidak digunakan oleh Selecao, ini adalah rumah bagi Flamengo dan Fluminense, yang mereka lawan pada laga Derby paling sengit saat itu.

Meskipun renovasi selama bertahun-tahun dan mengurangi kapasitas totalnya menjadi 78.838 kursi, tetap saja, Stadion ini menjadi terbesar yang tidak hanya di Brasil, tetapi juga di Amerika Selatan.

Konstruksi Pengaturan Rekor

Stadion sepak bola berbentuk oval yang dimulai di Centenario Uruguay digunakan di sini dalam konstruksi skala yang lebih besar. Stadion ini di bangun pada tahun 1948. Tapi tidak seperti yang berada di pusatnya pada 1930 yang memisahkan tribun. Maracanã adalah mangkuk tertutup penuh yang memiliki tribun dua tingkat yang memungkinkan mereka untuk memiliki kehadiran enam digit.

Faktanya, stadion ini masih dalam tahap pembangunan saat Piala Dunia 1950 dimana fasilitas dasarnya sebenarnya masih kurang. Apalagi butuh waktu lima belas tahun lagi untuk sepenuhnya dibangun.

Maracanã mengalami renovasi signifikan sejak saat itu. Dimana mereka menjadi pusat dari tuan rumah Piala Dunia kedua Brasil. Ditambah lagi dengan pembukaan dan penutupan Olimpiade 2016. Perubahan terbesar terjadi pada 2010, dimana konfigurasi dua tingkat digantikan oleh mangkuk tunggal.

Dimulai Dari Patah Hati kemudian Kebahagiaan

Meskipun Brasil telah memenangkan Piala Dunia paling banyak dengan lima kali kemenangan, mereka tidak pernah memenangkannya di kandang sendiri. Karena mereka mungkin memiliki tekanan di depan pendukung mereka sendiri yang justru berakhir dengan kesedihan.

Stadion ini telah menjadi tuan rumah dua putaran final Piala Dunia dalam sejarahnya yang gemilang. Tetapi yang pertama pada tahun 1950 adalah yang paling memilukan. Uruguay berhasil menyelesaikan semua kekecewaan dengan bangkit dari ketinggalan satu gol untuk mengejutkan tuan rumah di Maracanazo.

Enam puluh empat tahun kemudian, Brasil berharap bisa bermain di final Rio. Tapi sayangnya, Jerman yang menghentikan mereka di Belo Horizonte dalam kemenangan 7-1 di semifinal. Dari sini, Eropa mengangkat trofi Piala Dunia keempat mereka di Maracana.

Tapi tidak semua cerita memiliki akhir yang buruk sama sekali, dimana tuan rumah Olimpiade membalas dendam pada tahun 2016, dengan Neymar mencetak gol penalti yang menentukan untuk mengkalaim emas mereka.

Slug: /Stadion klasik Piala Dunia-maracana/

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini